Tagged with sahabat

(semoga) dihujani kado.

: @perempuansore coba keluar dari kamar, sudah kukirim sebungkus kado tadi pagi. maksudnya sih, mau tiba tadi malam, tapi agak nyasar mencari kos barumu. seperti janjiku waktu itu, sudah kuawetkan hujan dalam sebentuk kapsul. ia tak akan layu seperti hujanhujan yang selama ini kau pelihara. semoga suka.. ada pengharapan apa di tahun ini? semesta berkonspirasi … Continue reading

#12 – menemukan cinta lagi

Kamu tahu, lelaki itu selalu berdiri dengan kapalnya di sana. Menunggu entah apa dan siapa, mungkin cinta dan kamu. Sementara kamu tetap bermain ke sana kemari di darmaganya, berlarilari kecil di waktu senja sambil sesekali melirik dia yang berdiri di sana. Menyapanya sebentar, lalu meninggalkannya pergi (lagi). Mungkin, bagimu cinta itu seperti udara, yang bisa dihirup dan dihembuskan oleh … Continue reading

#11 – Proses

Di luar sepi. Malam hari. Sejak sore, sudah berjamjam mereka lewati, mereka terus berbincang seolah menguasai kedai kopi bersofa empuk itu. Seperti sahabat lama yang akhirnya dipertemukan waktu. Terlihat begitu nyaman, cara mereka duduk, cara mereka saling bertukar pandang, cara mereka melontarkan bahasan. Kalau saya ada di sana, pasti sudah beberapa kali terdengar ”klik”, saya abadikan pertemuan … Continue reading

Mereka menyebutnya, “Proses”

Di luar sepi. Malam hari. Sejak sore, sudah berjamjam mereka lewati, mereka terus berbincang seolah menguasai kedai kopi bersofa empuk itu. Seperti sahabat lama yang akhirnya dipertemukan waktu. Terlihat begitu nyaman, cara mereka duduk, cara mereka saling bertukar pandang, cara mereka melontarkan bahasan. Kalau saya ada di sana, pasti sudah beberapa kali terdengar ”klik”, saya abadikan pertemuan … Continue reading

Surat Pendek untuk Mba

Dear mbaku tersayang, Sebelumnya, ngga perlu heran kenapa aku menulis surat ini, mba. Lihat, betapa tipis garis antara aku dan usia, aku cuma ingin meluapkan apa yang aku rasa selama aku bisa. Gimana kabarmu di sana, mba? Bagaimana udara Belanda memperlakukanmu? Jangan ditanya bagaimana aku merindumu. Merindu sangat. Oh waktu aku tanya bagaimana kabar kamu via … Continue reading

menemukan cinta lagi

Kamu tahu, lelaki itu selalu berdiri dengan kapalnya di sana. Menunggu entah apa dan siapa, mungkin cinta dan kamu. Sementara kamu tetap bermain ke sana kemari di darmaganya, berlarilari kecil di waktu senja sambil sesekali melirik dia yang berdiri di sana. Menyapanya sebentar, lalu meninggalkannya pergi (lagi). Mungkin, bagimu cinta itu seperti udara, yang bisa dihirup dan dihembuskan oleh … Continue reading